Sabtu, 24 November 2012
Mangga kio jay: Untung besar dari mangga harum manis raksasa
Bisa dibilang mangga kio jay adalah mangga yang sempurna. Lihat saja, dengan ukuran jumbo, daging buahnya manis dan harum. Itulah sebabnya mangga ini juga disebut mangga harum manis raksasa. Mangga ini mulai dikenal sejak 2001.
Mangga kio jay, merupakan mangga varietas baru asal Negeri Gajah Putih, Thailand. Sejak satu tahun terakhir, mangga yang memiliki ukuran jumbo ini mulai dikenal masyarakat Indonesia. Hanya saja, rasa mangga ini sempat diragukan.
Tampilan luar mangga kio jay memang menyenangkan. Lihat saja, sebuah mangga kio jay bisa memiliki bobot antara 1,2 kilogram (kg) sampai dengan 1,8 kg, bahkan berat bisa mencapai berat 2 kg. Lebih menarik lagi, dengan buah nan jumbo, rasa buah mangga ini manis dan harum.
Aji Win, pemilik Citra Karya Tani di Karawang adalah salah satu pembudidaya mangga kio jay. Ia mengatakan, baru di awal 2011, jenis mangga ini mulai marak. Ini dibuktikan dengan penjualan bibit mangga kio jay yang mencapai 200 bibit pohon per bulan.
Aji menjual bibit mangga setinggi 50 sentimeter (cm) dengan harga Rp 100.000 per pohon. Dari penjualan bibit mangga kio jay saja, Aji mengaku memperoleh omzet hingga Rp 20 juta per bulan.
Selain pesanan pohon yang datang dari wilayah Jabodetabek, banyak juga pesanan datang dari Kalimantan dan Sumatra. "Paling banyak dari Sumatra," kata Aji.
Bahkan karena keterbatasan bibit membuat Aji sering tidak mampu memenuhi semua pesanan. Kabarnya, para petani buah di Aceh saat ini sedang gencar bertanam buah yang memiliki arti hijau dan manis ini.
Selain duit dari bibit, buah mangga kio jay juga bisa menghasilkan untung berlimpah. Sebab, harga tiap kg mangga kio jay mencapai Rp 25.000 hingga Rp 30.000. Oleh karena itu, tak jarang satu butir mangga bisa dijual dengan harga Rp 35.000 sampai Rp 40.000. Sekarang tinggal hitung saja bila setiap kali panen bisa menghasilkan 60 sampai 70 buah mangga yang juga disebut mangga harum manis raksasa ini. "Jadi sangat menjanjikan," ujar Aji.
Selain bentuk buah yang jumbo itu, buah mangga ini juga berdaging tebal. Selain itu, daging buah berserat lembut serta biji yang kecil.
Selain Aji, Widodo Utomo juga membudidayakan mangga kio jay sejak 2007 silam, Dengan usaha bernama Widodo Farm di Salatiga, Jawa Tengah, Widodo setiap bulan mampu mengirimkan 150 bibit mangga kio jay ke berbagai kota seperti Surabaya, Semarang, dan Yogyakarta.
Ada tiga jenis bibit yang dijual Widodo, pertama bibit ukuran tinggi 50 cm sampai 60 cm seharga Rp 50.000 per batang. Kedua, bibit setinggi satu meter dengan harga Rp 100.000 per batang, dan ketiga, bibit dengan tinggi pohon 1,5 m dan siap berbuah seharga Rp 250.000. "Bibit yang tinggi paling banyak peminatnya," kata Widodo.
Selain bibit, Widodo juga menjual buah mangga kio jay yang sudah masak. Namun, Widodo hanya menjual mangga ke satu pengepul dengan harga Rp 30.000 per kg.
Dengan 200 pohon kio jay yang dia pelihara, dalam satu kali panen raya, Widodo mengaku mampu mengantongi omzet antara Rp 180 juta sampai dengan Rp 200 juta.
Dengan omzet yang dihasilkan sebesar itu, Widodo yakin jenis mangga ini masih akan sangat prospektif di masa depan. Apalagi, belum banyak petani yang bertanam mangga berbuah raksasa ini.
Sumber: http://peluangusaha.kontan.co.id/news/mangga-kio-jay-untung-besar-dari-mangga-harum-manis-raksasa-1-1/2011/09/16
Senin, 12 November 2012
Pemprov Jabar Patenkan 4 Ternak Asli Jawa Barat
Domba Garut (Domba lokal Jawa Barat asli dari Garut)
Ayam Pelung (Ayam lokal Jawa Barat asli dari Cianjur)
Ayam Sentul (Ayam lokal Jawa Barat asli dari Ciamis)
Itik Rambon ( Itik Lokal Jawa Barat Asli dari Cirebon)
Jawa Barat memiliki kekayaan sumber daya ternak yang melimpah dan unik. Untuk menjaga potensi tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Peternakan Jabar telah mematenkan sebanyak empat komoditas peternakan asli Jabar. Yakni domba garut, ayam pelung, ayam sentul, dan itik rambon atau itik khas Cirebon.
"Pematenan komoditas tersebut diharapkan tidak ada lagi pengakuan dari pihak lain," ujar Kepala Dinas Peternakan Jabar Koesmayadi Tatang Padmadinata kepada wartawan, Minggu (11/11/2012).
Dia menjelaskan, tindakan pematenan untuk mencegah aksi pengakuan hak milik seperti yang telah dilakukan Jepang terhadap ayam pelung baru-baru ini. Padahal, ayam jenis tersebut merupakan hewan asli dari Tatar Pasundan.
Lebih lanjut Koesmayadi menuturkan, sentra ayam pelung terdapat di Sukabumi dan Cianjur, ayam sentul terpusat di Ciamis, itik rambon di Cirebon, sedangkan sentra domba Garut terdapat di wilayah Garut dan Bandung.
Khusus komoditas domba Garut, pihaknya mengandalkan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Domba (BPPTD) Margawati Garut. Tempat ini menjadi pusat penelitian dan pengembangan domba yang tidak dimiliki wilayah lain.
Menurutnya, para peternak Jabar lebih memilih menggunakan pakan jenis lokal. Pasalnya, pakan ini memiliki kualitas baik dan berserat tinggi.
“Peternak lokal di Jabar seperti peternak domba dan ayam pelung sudah bisa adaptasi sehingga banyak yang menggunakan sumber pakan lokal, dan menghasilkan produksi peternakan yang baik,” katanya.
Untuk diketahui, Jabar menjadi sentra produksi unggas melalui catatan jumlah populasi tahun 2011, ayam buras sebanyak 27.396.416 ekor, ayam pedaging 97.210.574 ekor, itik 9.310.715 ekor dan ayam petelur 11.930.515 ekor.
Sementara populasi pada ternak lainnya yakni domba sebanyak 7.041.437 ekor, kambing 2.016.867 ekor, sapi potong 422.989 ekor, sapi perah 139.970 ekor dan kerbau 130.157 ekor
Sumber: www.disnak.jabarprov.go.id, Senin, 12 Nopember 2012
Kamis, 06 September 2012
Peluang Bisnis Bebek dan Entok Cukup Menjanjikan
Rupanya peluang bisnis Itik pedaging dan Entok cukup menjanjikan, patut untuk dilirik sebagai salah satu peluang usaha agrobisnis, ini artikel selengkapnya dari http://www.kuningannews.com/
Kuningan News, Selasa, 17 April 2012 -
Menjamurnya rumah makan dan pedagang makanan kaki lima di pinggir jalan
yang menyediakan bebek goreng dan pedesan entok , membuka peluang bisnis
ternak bebek dan entok terbuka lebar, bahkan sangat menjanjikan. Salah
satunya adalah pedagang bebek dan entok di pasar Weru, Aman.
Menurutnya, ia bisa menjual bebek dan entok antara 25 hingga 50 ekor
perharinya. Biasanya, para pembeli, selain dari konsumen lokal, ada juga
yang dari luar kota. "Alhamdulillah, tidak pernah sepi mas,”katanya
kepada Kuningan News, Selasa (17/4).
Lebih lanjut Aman mengatakan, bagi yang
tidak mau repot membersihkan bebek atau entok yang telah dipotong, di
pasar ini ada mesin perontok bulu unggas. Jadi, pembeli tinggal bawa
pulang dan bisa langsung memasaknya.
“Harga seekor bebek atau entok yang baru
berumur antara 1-2 bulan berkisar antara Rp 10.000-Rp 13.000. Sedangkan
yang siap potong, namun masih muda dan tidak besar antara Rp. 25.000-Rp
30.000. Untuk entok jantan yang besar, harganya bisa mencapai antara Rp
40.000-Rp 75.000 per ekor,” paparnya.
Lebih jauh Aman menjelaskan, pangsa
pasar entok dan bebek cukup baik pada saat ini. Namun, untuk entok belum
ada yang membudidayakannya secara khusus, beda halnya dengan bebek.
Masyarakat beternak entok umumnya hanya sambilan saja.
"Kalau bebek itu sudah ada
sentra-sentranya. Seperti di Desa Kroya Kec. Panguragan itu menyediakan
DOD, di daerah Losari merupakan sentra pulet (bebek siap bertelur-red)
dan di Gebang," pungkasnya.(mat)
Minggu, 02 September 2012
TEMPAT DAN MEDIA BUDIDAYA BELUT
Belut
merupakan binatang yang cukup unik, belut senang hidup pada lumpur atau
campuran lumpur dan bahan organik yang berair. Dengan cara membenamkan
diri di media lumpur tersebut belut dapat melakukan kehidupan,
pemijahan, merawat anak dan pembesarn.
Untuk
melakukan budi daya belut, baik pembenihan maupun pembesaran maka
persiapan media budi daya yang berupa wadah/tempat dan bubur lumpur
harus disediakan dengan baik. Wadah dapat berupa kolam permanen, kolam
terpal, drum/tong atau jaring. Sementara media bubur lumpur dapat berupa
lumpur dan campuran bahan organik serta air yang dapat menggenangi
media budi daya tersebut.
Untuk membuat kolam budi daya dengan baik dan tepat, perlu menyesuaikan struktur dan konstruksi kolam dengan sifat hidup belut.
Kolam tembok
Kolam tembok biasa digunakan dalam budi daya ikan, termasuk budi daya belut. Terdapat dua cara pembuatan kolam tembok, yaitu :
1) Dibuat diatas permukaan tanah dengan dasar kolam sejajar atau rata dengan permukaan tanah.
2) Di
dalam tanah dengan cara melubangi tanah dasarnya terlebih dahulu
sehingga dinding kolam hanya terlihat beberapa sentimeter di atas
permukaan tanah.
Konstruksi
kolam dapat dibuat dari batu kali, batu bata, atau batako yang
direkatkan dengan campuran pasir dan semen. Selanjutnya, kolam
dilengkapi dengan saluran pemasukan dan saluran pembuangan air. Saluran
pemasukan dibuat lebih tinggi dari saluran pembuatan. Adapun saluran
pembuangan dibuat pipa berdiamter 8 inci dengan ketinggian kurang dari
10 cm dari permukaan tanag media belut. Dengan begitu, pembuangan air
saat pemanenan sekaligus pengeluaran media budi daya dapat dilakukan
dengan mudah melalui pipa pembuangan.
Sebelum
digunakan kolam tembok dibiarkan beberapa minggu. Selain itu masukkan
dan rendam sabut kelapa, daun atau pelepah pisang kedalam kolam yang
berisi air. Selanjutnya lakukan cuci kolam minimal 3 kali atau sampai
kolam tidak berbau semen. Pencucian dilakukan dengan menggunakan gosokan
daun pepaya, daun pisang, sabut kelapa, atau pelepah pisang.
Drum/tong
Untuk
pemanfaatan lahan yang terbatas atau sempit, budi daya belut dapat
dilakukan dengan memanfaatkan drum/tong, baik berupa drum plastik maupun
drum seng. Namun suhu media budi daya berupa drum/tong cenderung panas,
jika memilih drum berbahan seng, pilih yang tidak banyak berkarat dan
bukan bekas penyimpanan bahan kimia yang berbahaya. Jika terpaksa,
bersihkan drum/ting dengan baik. Sebelum digunakan, periksa drum dari
kemungkinan kebocoran. Selanjutnya lakukan pengecatan pada drum agar
tidak mudah berkarat.drum plastik mempunyai umur ekonomis lebih lama
dari drum seng, karena drum seng apabila berkarat terus menimbulkan
lubang. Kekuatan drum bisa mencapai 2 – 4 tahun.
Kolam jaring
Kolam
jaring biasanya sering untuk budi daya ikan mas, nilam tawes dan lele,
namun didalam jaring untuk budi daya belut, perlu media tanah lumpur dan
bahan organik. Masa pakai kolam jaring tidak terlalu lama, hanya
sekitar dua tahun. Cara pembuatan kolam jaring adalah :
- Sebaiknya memiliki kedlaman air sama dengan tinggi lapiran media yang disusun secara bertumpuk kemudian ditambah ketinggian air dari permukaan media budi daya. Jika lapisan media budi daya setinggi 80 cm dan tinggi air 5 – 10 cm maka kedalaman air kolam sebaiknya sekitar 0,85 – 0,9 m. Disuahakan kolam yang digunakan dapat dikeringkan pada waktu pasca operasional.
- Mata jaring yang digunakan berukuran kecil seperti karing yang digunakan untuk budidaya benih ikan. Jaring dibuat berbentuk seperti bak atau koolam dengan sisi atas terbuka.
- Dipasang pasak – pasak bambu setinggi ukuran jaring sebagai rangka penegak jaring.
- Ikat antara sisi jaring yang ada talinya dengan pasak – pasak tiang bambu tersebut. Sekeliling jaring dilapisi karung plastik untuk menahan media lumpur, kemudian masukkan media budi daya.
Sebaiknya
kolam yang digunakan untuk budi daya belut dengan jaring merupakan
kolam yang agak tertutup atau beraliran air pelan. Kolam belut tetap
membutuhkan adanya pergantian air untuk membuang gas atau buih dari
hasil fermentasi atau dekomposisi bahan organik.
Kolam terpal
Kolam
terpal termasuk kolam yang cukup praktis. Hal ini disebabkan kolam dapat
dibuat di segala tempat. Hal yang perlu diperhatikan yaitu penyesuaian
volume kolam karena berpengaruh terhadap beban yang ditanggung oleh
kerangka, dan dapat digunakan hanya 2 tahun. Kolam dibuat dengan
beberapa cara :
1) Kolam terpal dengan kerangka pipa ledeng (Knock down) atau bambu.
2)
Kolam terpal di lubang tanah, dengan cara melubangi atau menggali tanah
terlebih dahulu sedalam 0,5 – 0,75 m. Adapun luas galian tanah untuk
kolam bervariasi. Lubang kolam dilapisi dengan terpal yang lebih lebar
dari luas ukuran kolam
Mina padi
Sawah
merupakan habitat alami belut sawah. Oleh sebab karakteristiknya sesuai,
pembudidaya tinggal memikirkan cara agar belut tidak lolos keluar,
mengelola air dengan baik serta memacu pertumbuhan belut dengan
pengelolaan pakan yang baik. Teknik ini bisa langsung diterapkan disawah
dengan bantuan jaring sebagai wadah, bisa juga menggunakan terpal
dengan kerangka bambu. Kolam terpal dibuat masuk sebagian kedalam tanah,
kemudian bagian atas media pemeliharaan belit ditanami padi.belut
memerlukan tempat yang teduh sehingga pembudidaya perlu memasang peneduh
di atas kolam budi daya. Peneduh dapat berupa shadingnet, anyaman
bambum daun kelapa, daun alang – alang.
Sementara
ini, pembudidaya belut lebih banyak menggunakan kolam tembok
dibandingkan menggunakan kolam jenis lainnya. Selain permanen, ini dapat
dgunakan untuk semua jenis kegiatan belut (pemijahan hingga pembesaran.
Kolam drum pernah jadi primadona untuk budi daya belut karena dianggap
praktis, mudah dan murah, sayangnya hasil yang diberikan cukup
mengecewakan sehingga kolam drum tidak mengalami perkembangan yang
signifikan.
Setelah
persiapan dan pemilihan wadah yang terpenting dalam budi daya belut
adalah pemihan media pemeliharaan. Sudah banyak pembudidaya yang menemui
kegagalan setelah beberapa bulan budidaya benih belut yang ditebarkan
pada media sudah tidak ada atau tinggal beberapa ekor saja. Ini bisa
disebabkan media pemeliharaan tidak sesuai lagi untuk belut. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun mebuat komposisi dan
timbunan media budi daya belut, yaitu :
- Gunakan bahan media terutama pupuk kandang yang telah matang, yaitu koran yang telah terdekomposisi selama beberapa bulan (jangan menggunakan kotoran yang masih baru) jika menggunakan kotoran kambing hancurkan terlebih dahulu. Akumulasi kotoran yang belum hancur dapat menyebabkan media pemeliharaan bersifat asam.
- Gunakan bahan media yang tidak menghasilkan banyak gas pada waktu proses fermentasi. Selain berbahaya dan menyebabkan kematian, media yang mengandung banyak gas tidak disukai belut.
- Ketinggian media organik budi daya berpengaruh terhadap pertumbuhan belut. Pada media yang dalam, bentuk badan belut memanjang dan agak kurus, sementara pada media budidaya yang dangkal, badan belut tidak begitu panjang tetapi lebih gemuk. Adapun konsumen lebih menyukai belut yang gemuk.
- Air kolam sebaiknya dibuat mengalir dengan tenang. Dengan begitu, suplai oksigen ke dalam air akan lebih terjamin.
- Belut termasuk hewan yang malas bergerak, belut menjadi cepat gemuk dan besar. Oleh sebab itu kolam budi daua sebaiknya tidak menggunakan air yang tinggi. Ketinggian air sekitar 5 cm di atas permukaan lumpur.
Adapun bahan yang sering digunakan dalam media budi daya belut diantaranya :
- Tanah liat (lumpur), digunakan sebagai media pemeliharaan belut berperan sebagai penahan suhu media agar tidak panas. Tanah liat yang digunakan tidak kemapal dan ulettetapi liat berpori. Tanah liat dan berlumpur dapat diperoleh dari tanah permukaan sawah dan tanah tepian sungai atau rawa. Tanah liat yang kemapal dan ulet dapat mempersulit beut untuk membuat lubang.
- Air, berperan sebagai pengatur kelembapan dan mengontrol suhu. Jika menggunakan air pam sebaiknya air diuapkan dahulu untuk menghilangkan kandungan kaporit dan klorin didalamnya.
- Kompos, merupakan pupuk dari hasil pelapukan berbagai bahan seperti dedaunan, jerami, alang- lanag, rumput, kotoran hewan, maupun sampah kota. Proses pelapukan kompos dapat dipercepat dengan bantuan manusia yaitu dengan merangsang perkembangan bakteri penghancur dan pengurai.
- Humus merupakan sisa tumbuhan berupa daun, akar cabnag, atau batang yang sudah membusuk secara alami dengan bantuan mikroorganisme.
- Jerami termasuk bahan organik yang menyuburkan media budi daya, memiliki sifat hangat, dan dapat diperoleh dari sisa pemanenan padi di sawah.
- Sekam padi merupakan hasil limbah dari kulit, lebih baik sekam padi yang digunakan telah diperam sekitar sebulan.
- Dedak merupakan serbuk sisa tumbuhan padi, bahan ini cukup baik untuk digunakan sebagai media karena mempunyai nilai gizi yang cukup baik.
- Gedebog/pelepah pisang, berfungsi menyerap gas atau racun yang timbul dari proses fermentasi media budi daya. Pelepah pisang kering berperan sebagai bahan organik media pemeliharaan. Sementara pelepah bahan mengandung kalsium, kalium dan magnesuium yang dapat berfungsi sebagai penyangga agar media tidak terlalu asam. Sebeum digunakan pelepah sebagiknya diperam terlebh dahulu selama satu minggu aghar tidak terlalu lama mengalami proses pembusukan dalam kolam budi daya.
- Biotanah/mirostarter untuk merangsang dan mempercepat proses dekomposisi atau fermentasi bahan media budi daya, dapat dibeli di toko atau penyalur bahan – bahan pertanian.
- Tanaman air, berguna untuk menjaga kelembapan kolam, tanamna yang digunakan yaitu eceng gondok, kangkung air, padi, kayu apu, lumut atau ganggang. Eceng gondok tidak baik untuk kolam air diam (tidak mengalir) karena menyerap oksigen pada mala hari dan meningkatkan kadar amoniak, dapat berkembang cepat dan gelembungnya dapat menetralisir air.
Ada beberapa alternatif penyusunan lapisan media pemeliharaan
Alternatif 1
- Letakan tanah lumpur setinggi 20 cm
- Pupuk kandang setebal 5 cm diatas tanah lumupr
- Lumpur setebal 10 cm
- Kompos setebal 5 cm diatas lumpur
- Tanah lumpur setebal 10 cm
- Jerami padi setebal 15 cm
- Tuangkan mikrostater ½ liter dicampur dengan 20 liter air dan siramkan secara merata
- Tutup kembali dengan tanah lumpursetebal 20 cm
- Masukkan air setinggi 5 – 10 cm diatas media, selanjutnya tebarkan cincangan bartang pisang sampai menutupi seluruh permukaan kolam.
Alternatif 2
- Total tinggi media sekitar 60 cm penyusunan sebagai berikut :
- Cecahan jerami padi didasar setebal 30 %
- Cecahan pelepah pisang setebal 10 % diatas jerami
- Pupuk kandang setebal 40 %
- Siram dengan larutan mikrostater
- Tutup dengan tanah lumpur setebal 20 %
- Aliri air hingga setinggi 5 cm
Alternatif 3
- Tinggi total media 70 cm :
- Tanah lumpur setebal 50 cm
- Pupuk kandang setebal 20 cm
- Air setinggi 3 cm
Alternatif 4
- Total tinggi media sekitar 50 cm :
- Tanah lumpur 80 %
- Gedebog pisang busuk 10 %
- Jerami busuk 10 %
- Air setinggu 5 cm
Pembuatan
media tanpa pupuk kandang dapat mempecepat proses fermentasi. Waktu
pembuatan mediapun menjadi lebih pendek. Pada hari pertama penyusunan
media diisi air. Pada hari ketiga air dikeluarkanb dan diganti air baru
untuk menghilangkan getah. Tiga hari kemudian atau hari keenam ganti air
kembali, setelah hari kesepuluh, ganti air kembali hingga getah benar –
benar hilang dan masukkan tanmaan air. Beberapa hari kemudian masukkan
belut kedakam kolam.
Pasang
surut dalam usaha memang biasa. Namun dengan pengalaman, keuletan dan
disertai semangat berinovasi, usaha akan membawa keberhasilan. Selamat
mencoba.
Sumber: http://bp4k.majalengkakab.go.id/berita-104-wadah-dan-media-budidaya-belut.html
Peluang Usaha: Dari Belut Super Raup Omzet Puluhan Juta
KOMPAS.com - Jumat, 16 Maret 2012
Sebagian besar masyarakat Indonesia tidak asing lagi dengan belut. Hewan air tawar yang masuk dalam kelompok ikan berbentuk seperti ular ini digemari karena rasa dagingnya yang gurih. Belut boleh dibilang aman dikonsumsi oleh siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Daging belut juga dipercaya dapat menambah vitalitas tubuh manusia.
Selain di rawa-rawa, hewan air ini banyak ditemukan di sawah atau kali (sungai). Lantaran peminatnya cukup banyak, pasokan belut tidak cukup mengandalkan dari tangkapan alam. Makanya, belakangan banyak orang tertarik budidaya belut.
Salah satu varian belut yang mulai banyak dibudidayakan adalah jenis belut super. Berbeda dengan belut pada umumnya, belut super memiliki ukuran lebih besar. Ukuran lingkar tubuhnya mencapai 6,5 cm dengan panjang sekitar 50 cm.
Herman Susilo, salah seorang pembudidaya belut super asal Malang, Jawa Timur, menyatakan, bobot tiga ekor belut super bisa mencapai 1 kg. Belut ukuran jumbo ini banyak dicari pengusaha restoran dan makanan ringan. "Kalau tidak budidaya, susah dapat belut super ini, padahal, pasarnya lebih menjanjikan," kata Herman.
Saat ini, Herman memiliki lima kolam lumpur tempat budidaya belut super. Setiap kolam berukuran sekitar 2x5 meter. Dengan pemberian pakan rutin, Herman bisa memanen belut setiap tiga atau empat bulan sekali. Jadi dalam setahun bisa empat kali panen.
Saat panen, setiap kolam bisa menghasilkan 250 kg belut super. Harga setiap kilonya sekitar Rp 30.000-Rp 35.000. Dengan harga tersebut, omzet yang didapatnya sekitar Rp 40 juta-Rp 50 juta setiap kali panen. Adapun laba bersihnya sekitar 50 persen dari omzet.
Biaya produksi yang dikeluarkan lebih banyak untuk pembibitan. Setiap satu kg bibit belut super ini dijual seharga Rp 40.000. "Sementara pakannya lebih banyak pakan alami, seperti kodok dan cacing," katanya.
Ia menghindari pemberian pelet karena justru dapat menghambat pertumbuhan belut. Selain budidaya belut hingga siap jual, belakangan ia juga mulai melayani penjualan bibit belut super.
Pemain lainnya adalah Prabowo dari Yogyakarta. Ia membudidayakan belut super sejak 2010. Saat ini, ia fokus menjual bibit belut super seukuran 15-20 cm. “Karena kalau bibit setiap bulan bisa langsung jual, sementara kalau tunggu besar itu sampai tiga bulan,” ujarnya.
Bekerja sama dengan petani, ia membudidayakan belut ini di pinggiran sawah. Omzetnya dalam sebulan mencapai Rp 8 juta. Karena bekerja sama dengan pemilik sawah, laba yang didapatnya hanya 20 persen-30 persen. "Jadi saya berbagi dengan pemilik sawah," ujarnya.
Budidaya belut super belakangan semakin digandrungi. Maklum, selain tingginya permintaan pasar, budidaya belut ini juga tidak sulit. Herman Susilo, pembudidaya belut super dari Malang, Jawa Timur bilang, hal utama yang mesti diperhatikan adalah pemberian pakan.
Menurutnya, asupan pakan akan sangat mempengaruhi pertumbuhan belut. Ia menyarankan, sebaiknya belut super lebih banyak diberikan pakan alami, seperti keong, katak, atau cacing ketimbang pakan buatan. "Pakan alami membantu pertumbuhan lebih cepat," kata Herman.
Dengan pakan alami, belut super bisa lebih cepat dipanen karena pertumbuhannya juga menjadi lebih cepat. Jika diberi pakan buatan, belut super baru bisa dipanen dalam waktu enam hingga tujuh bulan sejak awal dipelihara. "Tapi dengan pakan alami bisa panen setiap tiga hingga empat bulan," jelasnya.
Selain itu, kecukupan pakan juga harus diperhatikan. Sebab, bila jumlah pakan kurang bisa menyebabkan terjadinya kanibalisme antar belut. Untuk itu, ia menyarankan pemberian pakan dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari.
Untuk metode budidayanya sendiri ada dua cara. Yakni, menggunakan media kolam lumpur dan menggunakan bubu bambu di sawah. Herman sendiri menggunakan media kolam lumpur. Langkah pertama yang harus dilakukan tentu menyiapkan kolamnya. Kolamnya sendiri tak perlu terlalu lebar. Cukup dengan diameter 2x5 meter sudah bisa menampung 50 kilogram (kg) bibit belut. Saat panen, bibit sebanyak itu bisa menghasilkan bobot 250 kg.
Setelah kolam jadi, lalu masukkan gedebok pisang dan jerami. Lalu masukkan pupuk kandang untuk mempercepat pembusukan gedebok pisang dan jerami. "Ketika sudah membusuk bisa jadi santapan tambahan belut," katanya.
Setelah pakan tambahan siap, lalu lanjutkan dengan pemberian lumpur kering. Setelah itu, masukkan air dengan kedalaman minimal 15 centimeter (cm). "Proses pembusukan gedebok pisang dan jerami terjadi sekitar dua minggu setelah air masuk," jelasnya. Setelah terjadi pembusukan, maka benih siap dimasukkan.
Cara budidaya yang lain adalah memakai bubu yang ditaruh di sawah. Prabowo, pembudidaya belut dari Yogyakarta menggunakan cara ini. "Keunggulan cara ini tidak perlu lahan." ujarnya.
Ia hanya perlu bekerja sama dengan pemilik sawah. Dalam satu petak sawah, ia biasa menanam 20 hingga 50 bubu sebagai tempat belut bertelur. Untuk makanan, cukup menaruh cacing di sekitar bubu tersebut. Prabowo sendiri hanya fokus menjual bibit belut super ukuran 15 cm-20 cm. “Yang penting telaten perhatikan pakan,” ujarnya. (Eka Saputra/Kontan)
Sabtu, 25 Agustus 2012
Panduan Budidaya Tiktok (Hasil Persilangan Itik dan Entok)
Gambar Tiktok
A. Pendahuluan
Ternak
itik berperan cukup besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani, karena
selain penghasil telur juga berfungsi sebagai penghasil daging. Kontribusi
telur itik terhadap kebutuhan telur di Indonesia adalah 19,35 %, sedangkan kontribusi
dalam penyediaan daging hanya 0,94 %.
Kebutuhan daging itik terus meningkat, dan bahkan beberapa rumah makan, restoran, café dan warung tenda di perkotaan sudah banyak menyajikan menu bebek goreng, bebek panggang dan sate bebek sebagai menu unggulan.
Kebutuhan daging itik terus meningkat, dan bahkan beberapa rumah makan, restoran, café dan warung tenda di perkotaan sudah banyak menyajikan menu bebek goreng, bebek panggang dan sate bebek sebagai menu unggulan.
Salah
satu jenis itik pedaging yang saat ini banyak diminati dan mulai berkembang
adalah itik-entok/tiktok atau ada yang bilang juga tongki, yang dihasilkan dari perkawinan silang antara entok
jantan dan itik petelur betina melalui proses inseminasi buatan (IB). Pemeliharaan
tiktok sebagai itik pedaging memiliki beberapa keunggulan, yaitu cepat tumbuh
sehingga bobot potong lebih besar, tekstur daging lebih empuk, rasanya gurih
dan tidak amis (baik sebelum maupun sesudah dimasak), pemakan segalanya
sehingga cost production-nya pun rendah, serta kadar lemaknya rendah
yaitu hanya 1% di bagian dada dan 1,5 % di bagian paha sedangkan ayam broiler
1,3% di bagian dada dan 6,8% di bagian paha. Selain itu, masa pemeliharaan juga
relatif pendek yaitu hanya dalam waktu 8 – 10 minggu, tiktok telah mampu
mencapai bobot 2,5 kg/ekor.
B. Perencanaan Agribisnis Tiktok
Memulai
suatu usaha memerlukan perencanaan karena dengan perencanaan yang matang
diharapkan usaha tersebut dapat berjalan lancar.
Beberapa komponen yang harus ditentukan sebelum memulai usaha beternak tiktok adalah sebagai berikut: 1. Menentukan tujuan usaha Jika tiktok diusahakan secara intensif dan sebagai sumber penghasilan utama maka jika memungkinkan usaha beternak tiktok ini dikembangkan untuk memenuhi pasokan di luar daerah. Namun jika usaha beternak tiktok hanya sebagai usaha sampingan maka cukup untuk memenuhi pasar lokal serta diusahakan tidak banyak modal dan banyak membutuhkan tenaga kerja. 2. Menentukan lokasi. Beternak tiktok dapat dilakukan hampir di semua daerah, di dekat pantai, di pegunungan, di daerah berumput maupun berbatu. Namun untuk mendapatkan hasil yang optimal peternak harus mempertimbangkan sifat tiktok yaitu tidak menyukai tempat bising atau ramai, misalnya tempat yang ramai dilaui kendaraan bermotor. Kondisi seperti ini menyebakan induk tidak mau bertelur. Selain itu peternak juga harus mempertimbangkan keberadaan lokasi beternaknya. Lokasinya harus jauh dari pemukiman penduduk karena tiktok mengeluarkan bau yang cukup tidak sedap.
Beberapa
faktor yang berpengaruh terhadap letak lokasi lokasi beternak tiktok :
3.
Akses jalan, listrik dan telepon
Akses jalan sangat penting untuk kelangsungan usaha beternak tiktok, karena banyak aktivitas yang dilakukan melalui akses jalan ini. Pengangkutan bahan baku pakan dan pengiriman daging ke konsumen pasti menggunakan fasilitas jalan. Listrik dan telepon juga sangat membantu kelancaran usaha ini. Listrik bisa digunakan untuk penghangat anak tiktok, penerangan, atau menghidupkan pompa air. Sementara telepon bisa digunakan untuk memesan bahan baku atau berhubungan dengan konsumen.
4.
Keberadaan lingkungan masyarakat
Keberadaan masyarakat setempat sangat berpengaruh terhadap usaha beternak tiktok. Interaksi dengan masyarakat setempat harus terjalin dengan baik agar usaha beternak tiktok yang dilakukan tidak mendapat hambatan dari mereka. Masyarakat setempat tidak akan memberikan izin tempat jika usaha tersebut mengganggu kehidupan mereka (akibat bau yang dikeluarkan tiktok). Karena itu peternak harus memperhatikan keadaan masyarakat setempat. Jika memerlukan tenaga tambahan sebaiknya mengambil tenaga kerja dari lokasi tersebut. Selain memberdayakan masyarakat setempat juga tenaga kerja tersebut bisa membantu untuk menjaga lokasi usaha
5.
Menentukan sistem pemeliharaan
a) Sistem pemeliharaan tradisional Yaitu beternak tiktok dilakukan dengan cara mengangon tiktok di hamparan sawah atau menggunakan sistem integrasi. Sistem integrasi padi sawah dengan tiktok akan lebih efektif bila padi ditanam dengan sistem jajar legowo. Penanaman dengan sistem jajar legowo akan memberikan ruang yang cukup luas bagi tiktok untuk beraktivitas terutama untuk mencari makan di lahan persawahan tersebut. |
||
Keuntungan
yang diperoleh dengan adanya tiktok di sawah antara lain membantu pemupukan
dari kotoran yang dihasilkan, meningkatkan kadar oksigen dalam tanah karena
aktivitasnya dan meminimalkan rumput, gulma maupun hama ( serangga, siput,
keong mas) karena dimakan tiktok. Sedang pakan untuk tiktok dapat
dikurangi karena sudah mendapat pakan tambahan dari rumput, gulma, serangga,
siput, keong mas dari sawah.
b) Sistem pemeliharaan
semi intensif
Yaitu dilakukan dengan cara mengagon dan mengandangkan tiktok. Tiktok yang masih muda dipelihara dengan cara diangon selanjutnya setelah siap dipanen tiktok dipelihara dalam kandang dan diberi pakan yang diramu sendiri. Di dalam kandang tiktok tidak begitu banyak melakukan aktivitas sehingga energi yang dihasilkan digunakan untuk menggemukkan daging.
c)
Pemeliharaan tiktok secara intensif
Pemeliharaan tiktok secara intensif dilakukan dengan cara mengandangkan tiktok, tanpa ada pengangonan selama masa pemeliharaan. Intensif merupakan kesatuan dari penggunaan teknologi, manajemen usaha, dan efisiensi. Teknologi yang digunakan adalah mengandangkan tiktok sehingga pengontrolan kesehatan tiktok dapat dilakukan dengan lebih baik. Manajemen usaha yang dimaksud adalah mengandangkan tiktok dan memberi makan tiktok menjadi lebih terkontrol sehingga biaya yang diperlukan bisa diperhitungkan dengan lebih tepat. Efisiensi tentunya karena menghemat lahan karena kandang bisa dibuat bertingkat. Pemeliharaan tiktok secara intensif dapat dibedakan menjadi dua fase, yaitu fase starter dan fase grower-finisher. Tiktok pada masa starter (0-3 minggu), harus mendapatkan asupan pakan dengan nilai nutrisi sesuai dengan kebutuhan ternak. Disamping itu, pada masa ini diperlukan penerangan pada malam hari serta dibuatkan kandang panggung supaya tiktok tidak kedinginan. Kepadatan tiktok per meter persegi sekitar 14-20 ekor. Umur potong tiktok 10 minggu, maka fase grower-finisher mulai dari 4-10 minggu. Fase ini membutuhkan biosekuritas yang baik, sanitasi dan ventilasi yang memadai, sehingga tiktok dapat tumbuh dengan optimal. Disamping itu, penerangan juga tetap diperlukan. Kandang yang digunakan bukan kandang panggung lagi, melainkan menggunakan kandang liter dengan kepadatan tiktok mulai dari 4-10 ekor per meter persegi. |
C. Teknis Budi Daya Tiktok
1. Pengadaan Bibit
1. Pengadaan Bibit
Pengadaan
bibit tiktok dilakukan dengan mengawinkan entok jantan dengan itik betina.
Perkawinan antara entok jantan (rata-rata berbobot 5 kg) dengan itik betina (rata-rata
berbobot 1,5 kg) akan menghasilkan tiktok seberat minimal 3 kg. Sedangkan
perkawinan entok betina (rata-rata berbobot 1,5 kg) dengan itik jantan
(rata-rata berbobot 1 kg) hanya akan menghasilkan bebek salah-salah, begitu
istilah yang digunakan masyarakat Tanjung Balai, seberat 1 kg. Perkawinan ini
sebenarnya sulit terjadi, mengingat ukuran dan bobot entok jantan yang jauh
lebih besar dan berat daripada itik betina. Oleh karena itu, dilakukan
dengan kawin suntik (impossible artificial insemination/ inseminasi
buatan).
Bebek
betina akan bertelur selama
tiga hingga empat bulan. Telur-telur yang dihasilkan bebek betina yang telah
disuntik sperma entok, tetap dianggap sebagai telur bebek. Karena selama ini
bebek selalu diternakkan, maka mereka sudah “lupa” caranya mengerami sehingga
harus dibantu dengan mesin tetas. Uniknya, bila telur bebek menetas setelah 28
hari “dierami” dan telur entok menetas pada hari ke-35, maka tiktok akan
menetas pada hari ke-32 (28 hari + 35 hari = 63 hari : 2). Jika diberi makan
makanan yang berkualitas, induk tiktok ini mampu berproduksi hingga 70% (120
hari x 70% = 84 butir). Daya tetas telur induk tiktok itu hanya sekitar 33 %.
Tiap 3 telur tetas hanya menghasilkan seekor bitib/ DOT (day old tiktok).
Pengadaan
bibit merupakan
salah satu kunci keberhasilan usaha pembesaran tiktok. DOT yang baik harus
sehat dan baik yang dicirikan oleh : tubuh tegap, gesit dan lincah; kaki kokoh;
fisik tidak cacat dan nafsu makan tinggi. Anak tiktok yang baru lahir memiliki
bobot badan 26 – 53 gram (rataan 40,03 g). Selain dengan penetasan, bibit
tiktok juga dapat diperoleh dari Balitnak Ciawi-Bogor atau tempat pembibitan
lainnya. Harga bibit (DOT) adalah kisaran Rp. 5.500,-/ekor.
2.
Penyediaan Pakan
Pada
budidaya tiktok secara intensif, penyediaan pakan sering menjadi kendala karena
sebagian besar masih mengandalkan pakan pabrik yang menghabiskan 60-70 % biaya
produksi. Pakan yang digunakan pada budidaya tiktok hanya dua jenis yaitu
starter dan grower/finisher. Kebutuhan gizi stadia starter (0-3 minggu) dan
grower (4-10 minggu) disajikan pada tabel berikut.
Ransum
tiktok dapat dibuat dengan cara mencampur beberapa bahan yang berasal dari
limbah pertanian, perikanan dan pakan pabrik (konsentrat dan pur). Limbah
pertanian dan perikanan sebagai sumber pakan adalah dedak padi, menir, jagung
giling, bungkil kelapa, keong mas, ikan rucah segar dan kepala udang. Komposisi
ransum tiktok stadia starter adalah pur komersial dan menir dengan perbandingan
2:1, sedangkan stadia grower dapat menggunakan formula ransum (R) sebagai
berikut :
Pemberian
pakan stadia starter sebanyak 20-40 g/ekor/hari dengan frekuensi 3-4 kali,
sedangkan stadia grower sebanyak 40-60 g/ekor/hari dengan frekuensi 2-3 kali.
3. Bobot
Badan
Pertumbuhan
bobot badan tiktok cukup cepat. Dengan pemberian pakan yang cukup dan bermutu,
bobot badan tiktok umur 10 minggu dapat mencapai 2,5 kg. Rataan bobot badan
tiktok umur 5 minggu adalah 1.229,49 (bobot awal 40,03 g), sedangkan pada umur
10 minggu 1.154-2.076 g/ekor (bobot awal 502,4-734,3 g).
4.
Penyakit dan Pencegahan
Tiktok
relatif tahan terhadap penyakit, karena daya adaptasinya lebih baik terhadap
perubahan lingkungan. Penyakit yang timbul pada tiktok, biasanya diakibatkan
tidak berfungsinya faktor utama dengan baik, yaitu : sanitasi, biosecurity,
manajemen, serta perubahan lingkungan terutama cuaca dan suhu.
Penyakit utama tiktok hampir sama dengan jenis unggas lainnya, yaitu : sallmonellosis yang disebabkan bakteri Salmonella typhimurium dan S. entritidis; botulismus yang disebabkan oleh bakteri Clostridium botulinum; fowl cholera, fowl pox, avian influenza, avian chlamydiasis, coccidiosis, dan lain-lain.
Penyakit utama tiktok hampir sama dengan jenis unggas lainnya, yaitu : sallmonellosis yang disebabkan bakteri Salmonella typhimurium dan S. entritidis; botulismus yang disebabkan oleh bakteri Clostridium botulinum; fowl cholera, fowl pox, avian influenza, avian chlamydiasis, coccidiosis, dan lain-lain.
Pencegahan penyakit itik
pedaging melalui peningkatan sanitasi kandang, vaksinasi, dan meningkatkan
kualitas pakan. Sedangkan yang sudah terserang dapat diberikan antibiotik
seperti Sulfadimidin, Furasolidine, Tetramysin, Spreptomycin dan Oxytetrasiklin.
D. Analisa Usaha
Bagi Anda
yang berminat membudidayakan tiktok, tapi tidak mau repot harus memulainya dari
awal mengingat proses budidaya ini menelan biaya yang tidak sedikit dan
memerlukan tenaga ahli dalam proses perkawinannya, dapat langsung dengan
membeli anakan tiktok ke peternakannya, membesarkan hingga berumur dua bulan,
dan lalu menjualnya. Untuk budidaya tiktok skala rumah tangga, berikut
perhitungan bisnisnya:
1. Biaya
Sarana Produksi
Pembelian DOT (Day Old
Tiktok)
|
||
100 ekor tiktok umur
sehari @ Rp5.500,-
|
:
|
Rp 550.000,-
|
Pembelian pakan starter
(500 gr/ekor)
|
||
Rp1.500,- (1 kg pakan =
Rp3.000,-) x 100 ekor tiktok
|
:
|
Rp 150.000,-
|
Total
|
:
|
Rp. 700.000,-
|
2. Harga
Jual Tiktok
Rp25.000,- x 90 ekor
Rp2.250.000,-
|
:
|
Rp. 2.250.000,-
|
(dengan asumsi kematian 5%
atau 5 ekor)
|
||
Laba Bersih (Beli-Jual)
|
:
|
Rp. 1.550.000,-
|
NB: Dalam budidaya tiktok skala
rumah tangga, tanpa kandang tidak masalah tetapi tiktok yang berumur sehari
membutuhkan lampu berkekuatan 40 watt atau lampu minyak tanah hingga mereka
berumur dua minggu, agar tubuh mereka selalu hangat. Selain itu, dalam
perawatannya tidak memerlukan tenaga kerja atau dapat dikerjakan sendiri.
Langganan:
Postingan (Atom)