Amazon Online Store

Amazon Online Store

Cari Blog Ini

Toko Buku Online Terlengkap

About Me

Kamis, 06 September 2012

Peluang Bisnis Bebek dan Entok Cukup Menjanjikan

Rupanya peluang bisnis Itik pedaging dan Entok cukup menjanjikan, patut untuk dilirik sebagai salah satu peluang usaha agrobisnis, ini artikel selengkapnya dari http://www.kuningannews.com/

Kuningan News, Selasa, 17 April 2012 - Menjamurnya rumah makan dan pedagang makanan kaki lima di pinggir jalan yang menyediakan bebek goreng dan pedesan entok , membuka peluang bisnis ternak bebek dan entok terbuka lebar, bahkan sangat menjanjikan. Salah satunya adalah pedagang bebek dan entok di pasar Weru, Aman.
Menurutnya, ia bisa menjual bebek dan entok antara 25 hingga 50 ekor perharinya. Biasanya, para pembeli, selain dari konsumen lokal, ada juga yang dari luar kota. "Alhamdulillah, tidak pernah sepi mas,”katanya kepada Kuningan News, Selasa (17/4).
Lebih lanjut Aman mengatakan, bagi yang tidak mau repot membersihkan bebek atau entok yang telah dipotong, di pasar ini ada mesin perontok bulu unggas. Jadi, pembeli  tinggal bawa pulang dan bisa langsung memasaknya.
“Harga seekor bebek atau entok yang baru berumur antara 1-2 bulan berkisar antara Rp 10.000-Rp 13.000. Sedangkan yang siap potong, namun masih muda dan tidak besar antara Rp. 25.000-Rp 30.000. Untuk entok jantan yang besar, harganya bisa mencapai antara Rp 40.000-Rp 75.000 per ekor,” paparnya.
Lebih jauh Aman menjelaskan, pangsa pasar entok dan bebek cukup baik pada saat ini. Namun, untuk entok belum ada yang membudidayakannya secara khusus, beda halnya dengan  bebek. Masyarakat beternak entok umumnya hanya sambilan saja.
"Kalau bebek itu sudah ada sentra-sentranya. Seperti di Desa Kroya Kec. Panguragan itu menyediakan DOD, di daerah Losari merupakan sentra pulet (bebek siap bertelur-red) dan di Gebang," pungkasnya.(mat)

Minggu, 02 September 2012

TEMPAT DAN MEDIA BUDIDAYA BELUT

Belut merupakan binatang yang cukup unik, belut senang hidup pada lumpur atau campuran lumpur dan bahan organik yang berair. Dengan cara membenamkan diri di media lumpur  tersebut belut dapat melakukan kehidupan, pemijahan, merawat anak dan pembesarn.
Untuk melakukan budi daya belut, baik pembenihan maupun pembesaran maka persiapan media budi daya yang berupa wadah/tempat dan bubur lumpur harus disediakan dengan baik. Wadah dapat berupa kolam permanen, kolam terpal, drum/tong atau jaring. Sementara media bubur lumpur dapat berupa lumpur dan campuran bahan organik serta air yang dapat menggenangi media budi daya tersebut.
Untuk membuat kolam budi daya dengan baik dan tepat, perlu menyesuaikan struktur dan konstruksi kolam dengan sifat hidup belut.
Kolam tembok
Kolam tembok biasa digunakan dalam budi daya ikan, termasuk budi daya belut. Terdapat dua cara pembuatan kolam tembok, yaitu :
1)  Dibuat diatas permukaan tanah dengan dasar kolam sejajar atau rata dengan permukaan tanah.
2)  Di dalam tanah dengan cara melubangi  tanah dasarnya terlebih dahulu sehingga dinding kolam hanya terlihat beberapa sentimeter di atas permukaan tanah.
Konstruksi kolam dapat dibuat dari batu kali, batu bata, atau batako yang direkatkan dengan campuran pasir dan semen. Selanjutnya, kolam dilengkapi dengan saluran pemasukan dan saluran pembuangan air. Saluran pemasukan dibuat lebih tinggi dari saluran pembuatan. Adapun saluran pembuangan dibuat pipa berdiamter 8 inci dengan ketinggian kurang dari 10 cm dari permukaan tanag media belut. Dengan begitu, pembuangan air saat pemanenan sekaligus pengeluaran media budi daya dapat dilakukan dengan mudah melalui pipa pembuangan.
Sebelum digunakan kolam tembok dibiarkan beberapa minggu. Selain itu masukkan dan rendam sabut kelapa, daun atau pelepah pisang kedalam kolam yang berisi air. Selanjutnya lakukan cuci kolam minimal 3 kali atau sampai kolam tidak berbau semen. Pencucian dilakukan dengan menggunakan gosokan daun pepaya, daun pisang, sabut kelapa, atau pelepah pisang.  
Drum/tong
Untuk pemanfaatan lahan yang terbatas atau sempit, budi daya belut dapat dilakukan dengan memanfaatkan drum/tong, baik berupa drum plastik maupun drum seng. Namun suhu media budi daya berupa drum/tong cenderung panas, jika memilih drum berbahan seng, pilih yang tidak banyak berkarat dan bukan bekas penyimpanan bahan kimia yang berbahaya. Jika terpaksa, bersihkan drum/ting dengan baik. Sebelum digunakan, periksa drum dari kemungkinan kebocoran. Selanjutnya lakukan pengecatan pada drum agar tidak mudah berkarat.drum plastik mempunyai umur ekonomis lebih lama dari drum seng, karena drum seng apabila berkarat terus menimbulkan lubang. Kekuatan drum bisa mencapai 2 – 4 tahun.
Kolam jaring
Kolam jaring biasanya sering untuk budi daya ikan mas, nilam tawes dan lele, namun didalam jaring untuk budi daya belut, perlu media tanah lumpur dan bahan organik. Masa pakai kolam jaring tidak terlalu lama, hanya sekitar dua tahun. Cara pembuatan kolam jaring adalah :
  • Sebaiknya memiliki kedlaman air sama dengan tinggi lapiran media yang disusun secara bertumpuk kemudian ditambah ketinggian air dari permukaan media budi daya. Jika lapisan media budi daya setinggi 80 cm dan tinggi air 5 – 10 cm maka kedalaman air kolam sebaiknya sekitar 0,85 – 0,9 m. Disuahakan kolam yang digunakan dapat dikeringkan pada waktu pasca operasional.
  • Mata jaring yang digunakan berukuran kecil seperti karing yang digunakan untuk budidaya benih ikan. Jaring  dibuat berbentuk seperti bak atau koolam dengan sisi atas terbuka.
  • Dipasang pasak – pasak bambu setinggi ukuran jaring sebagai rangka penegak jaring.
  • Ikat antara sisi jaring yang ada talinya dengan pasak – pasak tiang bambu tersebut. Sekeliling jaring dilapisi karung plastik untuk menahan media lumpur, kemudian masukkan media budi daya.
Sebaiknya kolam yang digunakan untuk budi daya belut dengan jaring merupakan kolam yang agak tertutup atau beraliran air pelan. Kolam belut tetap membutuhkan adanya pergantian air untuk membuang gas atau buih dari hasil fermentasi atau dekomposisi bahan organik.
Kolam terpal
Kolam terpal termasuk kolam yang cukup praktis. Hal ini disebabkan kolam dapat dibuat di segala tempat. Hal yang perlu diperhatikan yaitu penyesuaian volume kolam karena berpengaruh terhadap beban yang ditanggung oleh kerangka, dan dapat digunakan hanya 2 tahun. Kolam dibuat dengan beberapa cara :
1)  Kolam terpal dengan kerangka pipa ledeng (Knock down) atau bambu.
2)  Kolam terpal di lubang tanah, dengan cara melubangi atau menggali tanah terlebih dahulu sedalam 0,5 – 0,75 m. Adapun luas galian tanah untuk kolam bervariasi. Lubang kolam dilapisi dengan terpal yang lebih lebar dari luas ukuran kolam
Mina padi
Sawah merupakan habitat alami belut sawah. Oleh sebab karakteristiknya sesuai, pembudidaya tinggal memikirkan cara agar belut tidak lolos keluar, mengelola air dengan baik serta memacu pertumbuhan belut dengan pengelolaan pakan yang baik. Teknik ini bisa langsung diterapkan disawah dengan bantuan jaring sebagai wadah, bisa juga menggunakan terpal dengan kerangka bambu. Kolam terpal dibuat masuk sebagian kedalam tanah, kemudian bagian atas media pemeliharaan belit ditanami padi.belut memerlukan tempat yang teduh sehingga pembudidaya perlu memasang peneduh di atas kolam budi daya. Peneduh dapat berupa shadingnet, anyaman bambum daun kelapa, daun alang – alang.
Sementara ini, pembudidaya belut lebih banyak menggunakan kolam tembok dibandingkan menggunakan kolam jenis lainnya. Selain permanen, ini dapat dgunakan untuk semua jenis kegiatan belut (pemijahan hingga pembesaran. Kolam drum pernah jadi primadona untuk budi daya belut karena dianggap praktis, mudah dan murah, sayangnya hasil  yang diberikan cukup mengecewakan sehingga kolam drum tidak mengalami perkembangan yang signifikan.
Setelah persiapan dan pemilihan wadah yang terpenting dalam budi daya belut adalah pemihan media pemeliharaan. Sudah banyak pembudidaya yang menemui kegagalan setelah beberapa bulan budidaya benih belut yang ditebarkan pada media sudah tidak ada atau tinggal beberapa ekor saja. Ini bisa disebabkan media pemeliharaan tidak sesuai lagi untuk belut. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun mebuat komposisi dan timbunan media budi daya belut, yaitu :
  1. Gunakan bahan media terutama pupuk kandang yang telah matang, yaitu koran yang telah terdekomposisi selama beberapa bulan (jangan menggunakan kotoran yang masih baru) jika menggunakan kotoran kambing hancurkan terlebih dahulu. Akumulasi kotoran yang belum hancur dapat menyebabkan media pemeliharaan bersifat asam.
  2. Gunakan bahan media yang tidak menghasilkan banyak gas pada waktu proses fermentasi. Selain berbahaya dan menyebabkan kematian, media yang mengandung banyak gas tidak disukai belut.
  3. Ketinggian media organik budi daya berpengaruh terhadap pertumbuhan belut. Pada media yang dalam, bentuk badan belut memanjang dan agak kurus, sementara pada media budidaya yang dangkal, badan belut tidak begitu panjang tetapi lebih gemuk. Adapun konsumen lebih menyukai belut yang gemuk.
  4. Air kolam sebaiknya dibuat mengalir dengan tenang. Dengan begitu, suplai oksigen ke dalam air akan lebih terjamin.
  5. Belut termasuk hewan yang malas bergerak, belut menjadi cepat gemuk dan besar. Oleh sebab itu kolam budi daua sebaiknya tidak menggunakan air yang tinggi. Ketinggian air sekitar 5 cm di atas permukaan lumpur.
Adapun bahan yang sering digunakan dalam media budi daya belut diantaranya :
  • Tanah liat (lumpur), digunakan sebagai media pemeliharaan belut berperan sebagai penahan suhu media agar tidak panas. Tanah liat yang digunakan tidak kemapal dan ulettetapi liat berpori. Tanah liat dan berlumpur dapat diperoleh dari tanah permukaan sawah dan tanah tepian sungai atau rawa. Tanah liat yang kemapal dan ulet dapat mempersulit beut untuk membuat lubang.
  • Air, berperan sebagai pengatur kelembapan dan mengontrol suhu. Jika menggunakan air pam sebaiknya air diuapkan dahulu untuk menghilangkan kandungan kaporit dan klorin didalamnya.
  • Kompos, merupakan pupuk dari hasil pelapukan berbagai bahan seperti dedaunan, jerami, alang- lanag, rumput, kotoran hewan, maupun sampah kota. Proses pelapukan kompos dapat dipercepat dengan bantuan manusia yaitu dengan merangsang perkembangan bakteri penghancur dan pengurai.
  • Humus merupakan sisa tumbuhan berupa daun, akar cabnag, atau batang yang sudah membusuk secara alami dengan bantuan mikroorganisme.
  • Jerami termasuk bahan organik yang menyuburkan media budi daya, memiliki sifat hangat, dan dapat diperoleh dari sisa pemanenan padi di sawah.
  • Sekam padi merupakan hasil limbah dari kulit, lebih baik sekam padi yang digunakan telah diperam sekitar sebulan.
  • Dedak merupakan serbuk sisa tumbuhan padi, bahan ini cukup baik untuk digunakan sebagai media karena mempunyai nilai gizi yang cukup baik.
  • Gedebog/pelepah pisang, berfungsi menyerap gas atau racun yang timbul dari proses fermentasi media budi daya. Pelepah pisang kering berperan sebagai bahan organik media pemeliharaan. Sementara pelepah bahan mengandung kalsium, kalium dan magnesuium yang dapat berfungsi sebagai penyangga agar media tidak terlalu asam. Sebeum digunakan pelepah sebagiknya diperam terlebh dahulu selama satu minggu aghar tidak terlalu lama mengalami proses pembusukan dalam kolam budi daya.
  • Biotanah/mirostarter untuk merangsang dan mempercepat proses dekomposisi atau fermentasi bahan media budi daya, dapat dibeli di toko atau penyalur bahan – bahan pertanian.
  • Tanaman air, berguna untuk menjaga kelembapan kolam, tanamna yang digunakan yaitu eceng gondok, kangkung air, padi, kayu apu, lumut atau ganggang. Eceng gondok tidak baik untuk kolam air diam (tidak mengalir) karena menyerap oksigen pada mala hari dan meningkatkan kadar amoniak, dapat berkembang cepat dan gelembungnya dapat menetralisir air.
Ada beberapa alternatif penyusunan lapisan media pemeliharaan
Alternatif 1
  • Letakan tanah lumpur setinggi 20 cm
  • Pupuk kandang setebal 5 cm diatas tanah lumupr
  • Lumpur setebal 10 cm
  • Kompos setebal 5 cm diatas lumpur
  • Tanah lumpur setebal 10 cm
  • Jerami padi setebal 15 cm
  • Tuangkan mikrostater ½ liter dicampur dengan 20 liter air dan siramkan secara merata
  • Tutup kembali dengan tanah lumpursetebal 20 cm
  • Masukkan air setinggi 5 – 10 cm diatas media, selanjutnya tebarkan cincangan bartang pisang sampai menutupi seluruh permukaan kolam.
Alternatif 2
  • Total tinggi media sekitar 60 cm penyusunan sebagai berikut :
  • Cecahan jerami padi didasar setebal 30 %
  • Cecahan pelepah pisang setebal 10 % diatas jerami
  • Pupuk kandang setebal 40 %
  • Siram dengan larutan mikrostater
  • Tutup dengan tanah lumpur setebal 20 %
  • Aliri air hingga setinggi 5 cm
Alternatif 3
  • Tinggi total media 70 cm :
  • Tanah lumpur setebal 50 cm
  • Pupuk kandang setebal 20 cm
  • Air setinggi 3 cm
Alternatif 4
  • Total tinggi media sekitar 50 cm :
  • Tanah lumpur 80 %
  • Gedebog pisang busuk 10 %
  • Jerami busuk 10 %
  • Air setinggu 5 cm
Pembuatan media tanpa pupuk kandang dapat mempecepat proses fermentasi. Waktu pembuatan mediapun menjadi lebih pendek. Pada hari pertama penyusunan media diisi air. Pada hari ketiga air dikeluarkanb dan diganti air baru untuk menghilangkan getah. Tiga hari kemudian atau hari keenam ganti air kembali, setelah hari kesepuluh, ganti air kembali hingga getah benar – benar hilang dan masukkan tanmaan air. Beberapa hari kemudian masukkan belut kedakam kolam.
Pasang surut dalam usaha memang biasa. Namun dengan pengalaman, keuletan dan disertai semangat berinovasi, usaha akan membawa keberhasilan. Selamat mencoba. 
Sumber: http://bp4k.majalengkakab.go.id/berita-104-wadah-dan-media-budidaya-belut.html

Peluang Usaha: Dari Belut Super Raup Omzet Puluhan Juta


KOMPAS.com - Jumat, 16 Maret 2012
Sebagian besar masyarakat Indonesia tidak asing lagi dengan belut. Hewan air tawar yang masuk dalam kelompok ikan berbentuk seperti ular ini digemari karena rasa dagingnya yang gurih. Belut boleh dibilang aman dikonsumsi oleh siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Daging belut juga dipercaya dapat menambah vitalitas tubuh manusia.
Selain di rawa-rawa, hewan air ini banyak ditemukan di sawah atau kali (sungai). Lantaran peminatnya cukup banyak, pasokan belut tidak cukup mengandalkan dari tangkapan alam. Makanya, belakangan banyak orang tertarik budidaya belut.
Salah satu varian belut yang mulai banyak dibudidayakan adalah jenis belut super. Berbeda dengan belut pada umumnya, belut super memiliki ukuran lebih besar. Ukuran lingkar tubuhnya mencapai 6,5 cm dengan panjang sekitar 50 cm.
Herman Susilo, salah seorang pembudidaya belut super asal Malang, Jawa Timur, menyatakan, bobot tiga ekor belut super bisa mencapai 1 kg. Belut ukuran jumbo ini banyak dicari pengusaha restoran dan makanan ringan. "Kalau tidak budidaya, susah dapat belut super ini, padahal, pasarnya lebih menjanjikan," kata Herman.
Saat ini, Herman memiliki lima kolam lumpur tempat budidaya belut super. Setiap kolam berukuran sekitar 2x5 meter. Dengan pemberian pakan rutin, Herman bisa memanen belut setiap tiga atau empat bulan sekali. Jadi dalam setahun bisa empat kali panen.
Saat panen, setiap kolam bisa menghasilkan 250 kg belut super. Harga setiap kilonya sekitar Rp 30.000-Rp 35.000. Dengan harga tersebut, omzet yang didapatnya sekitar Rp 40 juta-Rp 50 juta setiap kali panen. Adapun laba bersihnya sekitar 50 persen dari omzet.
Biaya produksi yang dikeluarkan lebih banyak untuk pembibitan. Setiap satu kg bibit belut super ini dijual seharga Rp 40.000. "Sementara pakannya lebih banyak pakan alami, seperti kodok dan cacing," katanya.
Ia menghindari pemberian pelet karena justru dapat menghambat pertumbuhan belut. Selain budidaya belut hingga siap jual, belakangan ia juga mulai melayani penjualan bibit belut super.
Pemain lainnya adalah Prabowo dari Yogyakarta. Ia membudidayakan belut super sejak 2010. Saat ini, ia fokus menjual bibit belut super seukuran 15-20 cm. “Karena kalau bibit setiap bulan bisa langsung jual, sementara kalau tunggu besar itu sampai tiga bulan,” ujarnya.
Bekerja sama dengan petani, ia membudidayakan belut ini di pinggiran sawah. Omzetnya dalam sebulan mencapai Rp 8 juta. Karena bekerja sama dengan pemilik sawah, laba yang didapatnya hanya 20 persen-30 persen. "Jadi saya berbagi dengan pemilik sawah," ujarnya.
Budidaya belut super belakangan semakin digandrungi. Maklum, selain tingginya permintaan pasar, budidaya belut ini juga tidak sulit. Herman Susilo, pembudidaya belut super dari Malang, Jawa Timur bilang, hal utama yang mesti diperhatikan adalah pemberian pakan.

Menurutnya, asupan pakan akan sangat mempengaruhi pertumbuhan belut. Ia menyarankan, sebaiknya belut super lebih banyak diberikan pakan alami, seperti keong, katak, atau cacing ketimbang pakan buatan. "Pakan alami membantu pertumbuhan lebih cepat," kata Herman.

Dengan pakan alami, belut super bisa lebih cepat dipanen karena pertumbuhannya juga menjadi lebih cepat. Jika diberi pakan buatan, belut super baru bisa dipanen dalam waktu enam hingga tujuh bulan sejak awal dipelihara. "Tapi dengan pakan alami bisa panen setiap tiga hingga empat bulan," jelasnya.

Selain itu, kecukupan pakan juga harus diperhatikan. Sebab, bila jumlah pakan kurang bisa menyebabkan terjadinya kanibalisme antar belut. Untuk itu, ia menyarankan pemberian pakan dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari.

Untuk metode budidayanya sendiri ada dua cara. Yakni, menggunakan media kolam lumpur dan menggunakan bubu bambu di sawah. Herman sendiri menggunakan media kolam lumpur. Langkah pertama yang harus dilakukan tentu menyiapkan kolamnya.  Kolamnya sendiri tak perlu terlalu lebar. Cukup dengan diameter 2x5 meter sudah bisa menampung 50 kilogram (kg) bibit belut. Saat panen, bibit sebanyak itu bisa menghasilkan bobot 250 kg.

Setelah kolam jadi, lalu masukkan gedebok pisang dan jerami. Lalu masukkan pupuk kandang untuk mempercepat pembusukan gedebok pisang dan jerami. "Ketika sudah membusuk bisa jadi santapan tambahan belut," katanya.

Setelah pakan tambahan siap, lalu lanjutkan dengan pemberian lumpur kering. Setelah itu, masukkan air dengan kedalaman minimal 15 centimeter (cm). "Proses pembusukan gedebok pisang dan jerami terjadi sekitar dua minggu setelah air masuk," jelasnya. Setelah terjadi pembusukan, maka benih siap dimasukkan.

Cara budidaya yang lain adalah memakai bubu yang ditaruh di sawah. Prabowo, pembudidaya belut dari Yogyakarta menggunakan cara ini. "Keunggulan cara ini tidak perlu lahan." ujarnya.

Ia hanya perlu bekerja sama dengan pemilik sawah. Dalam satu petak sawah, ia biasa menanam 20 hingga 50 bubu sebagai tempat belut bertelur. Untuk makanan, cukup menaruh cacing di sekitar bubu tersebut. Prabowo sendiri hanya fokus menjual bibit belut super ukuran 15 cm-20 cm. “Yang penting telaten perhatikan pakan,” ujarnya. (Eka Saputra/Kontan)

Gratis Kartu Debit (ATM) Mastercard dari Amerika

Translate

REKOMENDASI BUKU

Followers

Total Tayangan Halaman

 

Copyright © 2009 by Info Agrobisnis Anda