Amazon Online Store

Amazon Online Store

Cari Blog Ini

Toko Buku Online Terlengkap

About Me

Sabtu, 25 Agustus 2012

Panduan Budidaya Tiktok (Hasil Persilangan Itik dan Entok)



 Gambar Tiktok
A. Pendahuluan
Ternak itik berperan cukup besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani, karena selain penghasil telur juga berfungsi sebagai penghasil daging. Kontribusi telur itik terhadap kebutuhan telur di Indonesia adalah 19,35 %, sedangkan kontribusi dalam penyediaan daging hanya 0,94 %.

     Kebutuhan daging itik terus meningkat, dan bahkan beberapa rumah makan, restoran, cafĂ© dan warung tenda di perkotaan sudah banyak menyajikan menu bebek goreng, bebek panggang dan sate bebek sebagai menu unggulan.
     Salah satu jenis itik pedaging yang saat ini banyak diminati dan mulai berkembang adalah itik-entok/tiktok atau ada yang bilang juga tongki, yang dihasilkan dari perkawinan silang antara entok jantan dan itik petelur betina melalui proses inseminasi buatan (IB). Pemeliharaan tiktok sebagai itik pedaging memiliki beberapa keunggulan, yaitu cepat tumbuh sehingga bobot potong lebih besar, tekstur daging lebih empuk, rasanya gurih dan tidak amis (baik sebelum maupun sesudah dimasak), pemakan segalanya sehingga cost production-nya pun rendah, serta kadar lemaknya rendah yaitu hanya 1% di bagian dada dan 1,5 % di bagian paha sedangkan ayam broiler 1,3% di bagian dada dan 6,8% di bagian paha. Selain itu, masa pemeliharaan juga relatif pendek yaitu hanya dalam waktu 8 – 10 minggu, tiktok telah mampu mencapai bobot 2,5 kg/ekor.

B. Perencanaan Agribisnis Tiktok
Memulai suatu usaha memerlukan perencanaan karena dengan perencanaan yang matang diharapkan usaha tersebut dapat berjalan lancar.
Beberapa komponen yang harus ditentukan sebelum memulai usaha beternak tiktok adalah sebagai berikut:

1. Menentukan tujuan usaha
Jika tiktok diusahakan secara intensif dan sebagai sumber penghasilan utama maka jika memungkinkan usaha beternak tiktok ini dikembangkan untuk memenuhi pasokan di luar daerah. Namun jika usaha beternak tiktok hanya sebagai usaha sampingan maka cukup untuk memenuhi pasar lokal serta diusahakan tidak banyak modal dan banyak membutuhkan tenaga kerja.

2. Menentukan lokasi.
Beternak tiktok dapat dilakukan hampir di semua daerah, di dekat pantai, di pegunungan, di daerah berumput maupun berbatu. Namun untuk mendapatkan hasil yang optimal peternak harus mempertimbangkan sifat tiktok yaitu tidak menyukai tempat bising atau ramai, misalnya tempat yang ramai dilaui kendaraan bermotor. Kondisi seperti ini menyebakan induk tidak mau bertelur. Selain itu peternak juga harus mempertimbangkan keberadaan lokasi beternaknya. Lokasinya harus jauh dari pemukiman penduduk karena tiktok mengeluarkan bau yang cukup tidak sedap.

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap letak lokasi lokasi beternak tiktok :
a.) lokasi beternak tiktok harus dekat dengan sumber air,  air tersedia sepanjang waktu, termasuk pada musim kemarau. Air merupakan kebutuhan utama tiktok. Kandungan air dalam tubuh tiktok mencapai 75%. Jumlah air yang dikonsumsi tiktok tergantung dari berat tubuh tiktok itu sendiri.

b.) Jika beternak tiktok menggunakan sistem intensif, kandang yang dibuat harus memiliki saluran udara (ventilasi) cukup. Sehingga pergerakan udara di sekitar kandang atau di dalam kandang berjalam lancar. Pergerakan udara yang lancar menyebabkan bahan beracun seperti ammonia dari sisa pakan atau bekas kotoran tiktok akan terurai melalui udara. Kondisi ini bisa tercipta jika letak kandang lebih tinggi daripada lingkungan sekitarnya.
   

3. Akses jalan, listrik dan telepon
Akses jalan sangat penting untuk kelangsungan usaha beternak tiktok, karena banyak aktivitas yang dilakukan melalui akses jalan ini. Pengangkutan bahan baku pakan dan pengiriman daging ke konsumen pasti menggunakan fasilitas jalan. Listrik dan telepon juga sangat membantu kelancaran usaha ini. Listrik bisa digunakan untuk penghangat anak tiktok, penerangan, atau menghidupkan pompa air. Sementara telepon bisa digunakan untuk memesan bahan baku atau berhubungan dengan konsumen.

4. Keberadaan lingkungan masyarakat
Keberadaan masyarakat setempat sangat berpengaruh terhadap usaha beternak tiktok. Interaksi dengan masyarakat setempat harus terjalin dengan baik agar usaha beternak tiktok yang dilakukan tidak mendapat hambatan dari mereka. Masyarakat setempat tidak akan memberikan izin tempat jika usaha tersebut mengganggu kehidupan mereka (akibat bau yang dikeluarkan tiktok). Karena itu peternak harus memperhatikan keadaan masyarakat setempat. Jika memerlukan tenaga tambahan sebaiknya mengambil tenaga kerja dari lokasi tersebut. Selain memberdayakan masyarakat setempat juga tenaga kerja tersebut bisa membantu untuk menjaga lokasi usaha

5. Menentukan sistem pemeliharaan
a) Sistem pemeliharaan tradisional
Yaitu beternak tiktok dilakukan dengan cara mengangon tiktok di hamparan sawah atau menggunakan sistem integrasi. Sistem integrasi padi sawah dengan tiktok akan lebih efektif bila padi ditanam dengan sistem jajar legowo. Penanaman dengan sistem jajar legowo akan memberikan ruang yang cukup luas bagi tiktok untuk beraktivitas terutama untuk mencari makan di lahan persawahan tersebut.



Secara umum persyaratan inovasi teknologi integrasi padi sawah dan tiktok adalah ketersediaan air untuk padi sawah, cara tanam jajar legowo dan pemilihan vaietas padi. Varietas padi yang danjurkan adalah kuat dan tahan terhadap rebahan antara lain Gilirang, Fatmawati dan Ciherang. Diharapkan ketiga varietas tersebut cukup kuat dan tahan rebah, sehingga akan beradaptasi dengan adanya tiktok di sekelilingnya. 
Keuntungan yang diperoleh dengan adanya tiktok di sawah antara lain membantu pemupukan dari kotoran yang dihasilkan, meningkatkan kadar oksigen dalam tanah karena aktivitasnya dan meminimalkan rumput, gulma maupun hama ( serangga, siput, keong mas) karena dimakan tiktok.  Sedang pakan untuk tiktok dapat dikurangi karena sudah mendapat pakan tambahan dari rumput, gulma, serangga, siput, keong mas dari sawah.

b) Sistem pemeliharaan semi intensif
Yaitu dilakukan dengan cara mengagon dan mengandangkan tiktok. Tiktok yang masih muda dipelihara dengan cara diangon selanjutnya setelah siap dipanen tiktok dipelihara dalam kandang dan diberi pakan yang diramu sendiri. Di dalam kandang tiktok tidak begitu banyak melakukan aktivitas sehingga energi yang dihasilkan digunakan untuk menggemukkan daging. 

c) Pemeliharaan tiktok secara intensif
Pemeliharaan tiktok secara intensif dilakukan dengan cara mengandangkan tiktok, tanpa ada pengangonan selama masa pemeliharaan. Intensif merupakan kesatuan dari penggunaan teknologi, manajemen usaha, dan efisiensi. Teknologi yang digunakan adalah mengandangkan tiktok sehingga pengontrolan kesehatan tiktok dapat dilakukan dengan lebih baik. Manajemen usaha yang dimaksud adalah mengandangkan tiktok dan memberi makan tiktok menjadi lebih terkontrol sehingga biaya yang diperlukan bisa diperhitungkan dengan lebih tepat. Efisiensi tentunya karena menghemat lahan karena kandang bisa dibuat bertingkat.

Pemeliharaan tiktok secara intensif dapat dibedakan menjadi dua fase, yaitu fase starter dan fase grower-finisher. Tiktok pada masa starter (0-3 minggu), harus mendapatkan asupan pakan dengan nilai nutrisi sesuai dengan kebutuhan ternak. Disamping itu, pada masa ini diperlukan penerangan pada malam hari serta dibuatkan kandang panggung supaya tiktok tidak kedinginan. Kepadatan tiktok per meter persegi sekitar 14-20 ekor.

Umur potong tiktok 10 minggu, maka fase grower-finisher mulai dari 4-10 minggu. Fase ini membutuhkan biosekuritas yang baik, sanitasi dan ventilasi yang memadai, sehingga tiktok dapat tumbuh dengan optimal. Disamping itu, penerangan juga tetap diperlukan. Kandang yang digunakan bukan kandang panggung lagi, melainkan menggunakan kandang liter dengan kepadatan tiktok mulai dari 4-10 ekor per meter persegi.

C. Teknis Budi Daya Tiktok
1. Pengadaan Bibit
Pengadaan bibit tiktok dilakukan dengan mengawinkan entok jantan dengan itik betina. Perkawinan antara entok jantan (rata-rata berbobot 5 kg) dengan itik betina (rata-rata berbobot 1,5 kg) akan menghasilkan tiktok seberat minimal 3 kg. Sedangkan perkawinan entok betina (rata-rata berbobot 1,5 kg) dengan itik jantan (rata-rata berbobot 1 kg) hanya akan menghasilkan bebek salah-salah, begitu istilah yang digunakan masyarakat Tanjung Balai, seberat 1 kg. Perkawinan ini sebenarnya sulit terjadi, mengingat ukuran dan bobot entok jantan yang jauh lebih besar dan berat daripada itik betina. Oleh karena itu, dilakukan dengan kawin suntik (impossible artificial insemination/ inseminasi buatan).

Bebek betina akan bertelur selama tiga hingga empat bulan. Telur-telur yang dihasilkan bebek betina yang telah disuntik sperma entok, tetap dianggap sebagai telur bebek. Karena selama ini bebek selalu diternakkan, maka mereka sudah “lupa” caranya mengerami sehingga harus dibantu dengan mesin tetas. Uniknya, bila telur bebek menetas setelah 28 hari “dierami” dan telur entok menetas pada hari ke-35, maka tiktok akan menetas pada hari ke-32 (28 hari + 35 hari = 63 hari : 2). Jika diberi makan makanan yang berkualitas, induk tiktok ini mampu berproduksi hingga 70% (120 hari x 70% = 84 butir). Daya tetas telur induk tiktok itu hanya sekitar 33 %. Tiap 3 telur tetas hanya menghasilkan seekor bitib/ DOT (day old tiktok). 

Pengadaan bibit merupakan salah satu kunci keberhasilan usaha pembesaran tiktok. DOT yang baik harus sehat dan baik yang dicirikan oleh : tubuh tegap, gesit dan lincah; kaki kokoh; fisik tidak cacat dan nafsu makan tinggi. Anak tiktok yang baru lahir memiliki bobot badan 26 – 53 gram (rataan 40,03 g). Selain dengan penetasan, bibit tiktok juga dapat diperoleh dari Balitnak Ciawi-Bogor atau tempat pembibitan lainnya. Harga bibit (DOT) adalah kisaran Rp. 5.500,-/ekor.

2. Penyediaan Pakan
Pada budidaya tiktok secara intensif, penyediaan pakan sering menjadi kendala karena sebagian besar masih mengandalkan pakan pabrik yang menghabiskan 60-70 % biaya produksi. Pakan yang digunakan pada budidaya tiktok hanya dua jenis yaitu starter dan grower/finisher. Kebutuhan gizi stadia starter (0-3 minggu) dan grower (4-10 minggu) disajikan pada tabel berikut.

Ransum tiktok dapat dibuat dengan cara mencampur beberapa bahan yang berasal dari limbah pertanian, perikanan dan pakan pabrik (konsentrat dan pur). Limbah pertanian dan perikanan sebagai sumber pakan adalah dedak padi, menir, jagung giling, bungkil kelapa, keong mas, ikan rucah segar dan kepala udang. Komposisi ransum tiktok stadia starter adalah pur komersial dan menir dengan perbandingan 2:1, sedangkan stadia grower dapat menggunakan formula ransum (R) sebagai berikut :

Pemberian pakan stadia starter sebanyak 20-40 g/ekor/hari dengan frekuensi 3-4 kali, sedangkan stadia grower sebanyak 40-60 g/ekor/hari dengan frekuensi 2-3 kali.

3. Bobot Badan
Pertumbuhan bobot badan tiktok cukup cepat. Dengan pemberian pakan yang cukup dan bermutu, bobot badan tiktok umur 10 minggu dapat mencapai 2,5 kg. Rataan bobot badan tiktok umur 5 minggu adalah 1.229,49 (bobot awal 40,03 g), sedangkan pada umur 10 minggu 1.154-2.076 g/ekor (bobot awal 502,4-734,3 g).
4. Penyakit dan Pencegahan
Tiktok relatif tahan terhadap penyakit, karena daya adaptasinya lebih baik terhadap perubahan lingkungan. Penyakit yang timbul pada tiktok, biasanya diakibatkan tidak berfungsinya faktor utama dengan baik, yaitu : sanitasi, biosecurity, manajemen, serta perubahan lingkungan terutama cuaca dan suhu.

Penyakit utama tiktok hampir sama dengan jenis unggas lainnya, yaitu : sallmonellosis yang disebabkan bakteri Salmonella typhimurium dan S. entritidis; botulismus yang disebabkan oleh bakteri Clostridium botulinum; fowl cholera, fowl pox, avian influenza, avian chlamydiasis, coccidiosis, dan lain-lain.
Pencegahan penyakit itik pedaging melalui peningkatan sanitasi kandang, vaksinasi, dan meningkatkan kualitas pakan. Sedangkan yang sudah terserang dapat diberikan antibiotik seperti Sulfadimidin, Furasolidine, Tetramysin, Spreptomycin dan Oxytetrasiklin.

D. Analisa Usaha
Bagi Anda yang berminat membudidayakan tiktok, tapi tidak mau repot harus memulainya dari awal mengingat proses budidaya ini menelan biaya yang tidak sedikit dan memerlukan tenaga ahli dalam proses perkawinannya, dapat langsung dengan membeli anakan tiktok ke peternakannya, membesarkan hingga berumur dua bulan, dan lalu menjualnya. Untuk budidaya tiktok skala rumah tangga, berikut perhitungan bisnisnya:
1. Biaya Sarana Produksi
Pembelian DOT (Day Old Tiktok)


100 ekor tiktok umur sehari @ Rp5.500,-
:
Rp 550.000,-
Pembelian pakan starter (500 gr/ekor)


Rp1.500,- (1 kg pakan = Rp3.000,-) x 100 ekor tiktok
:
Rp 150.000,-
Total
:
Rp. 700.000,-
2. Harga Jual Tiktok
Rp25.000,- x 90 ekor Rp2.250.000,-
:
Rp. 2.250.000,-
(dengan asumsi kematian 5% atau 5 ekor)


Laba Bersih (Beli-Jual)
:
Rp. 1.550.000,-



NB: Dalam budidaya tiktok skala rumah tangga, tanpa kandang tidak masalah tetapi tiktok yang berumur sehari membutuhkan lampu berkekuatan 40 watt atau lampu minyak tanah hingga mereka berumur dua minggu, agar tubuh mereka selalu hangat. Selain itu, dalam perawatannya tidak memerlukan tenaga kerja atau dapat dikerjakan sendiri.

Sumber: http://www2.jogjabelajar.org/jlg2011/pnfi/pnfi_budidaya_itik_entok/

Ayam Kampung Pun Dilirik Industri

TROBOS, 01 June 2012




Keterlibatan swasta dalam pembibitan ayam kampung skala besar sudah menjadi tuntutan. Sandungan Perpres masih mengundang pertanyaan

Di atas lahan seluas 1,2 hektar di Kampung Bepak, Desa Tangkil, Kecamatan Caringin, Sukabumi itu berdiri kompleks peternakan pembibitan dengan 10 kandang battery yang dipenuhi tak kurang 17 ribu ayam kampung, dan sekitar 5 % diantaranya pejantan. Sebagai produsen DOC (anak ayam umur sehari) kompleks dilengkapi dengan hatchery (kamar penetasan) berkapasitas mesin 115.200 butir dan daya tetas 80 – 85 %.
Ayam-ayam indukan di kandang-kandang tersebut adalah hasil seleksi panjang yang dilakukan Kelompok Unggul Pusat Perbibitan Ayam Kampung (KUPPAK). Menurut penjelasan Sigit Widodo, Ketua KUPPAK, bersama Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Ciawi, Bogor pihaknya melakukan riset sejak 2005. Dan produksi massal sebagai produsen DOC atau breeding untuk diperdagangkan terhitung mulai 2010.
Seleksi dilakukan dari ayam-ayam kampung unggul, antara lain ayam pelung, kedu, sentul dan terakhir gauk dari Madura. Belasan ribu ayam generasi ke-3 hasil seleksi itu kemudian ditahbiskan sebagai indukan (Parent Stock/PS) yang memproduksi telur tetas. Hasilnya, berupa DOC final stock yang dilepas ke peternak untuk dibesarkan sebagai pedaging.
Usaha pembibitan ayam kampung yang dikelola Sigit ini merupakan usaha dia dengan status kepemilikan bersama rekannya Tutum Rananta dan Kepraks (Kelompok Peternak Ayam Kampung Sukabumi). Ia mengaku, saat ini mampu menghasilkan 140 ribu DOC setiap bulannya atau 35 ribu per pekan. Angka ini masih jauh di bawah permintaan yang masuk. “Tiap bulan, permintaan yang datang mencapai 250 ribu DOC,” sebut Sigit.
Akhir tahun ini ia menargetkan peningkatan kapasitas produksi menjadi 200 ribu ekor DOC per bulan. Konsekuensinya, induk akan didongkrak menjadi 24 ribu ekor dan 1.200 ekor diantaranya adalah pejantan.
Selain itu, ia menargetkan, akhir tahun ini produksi DOC ayam sentul mencapai rasio 50 % dari total produksi, dan pertengahan 2013 produksinya 100 % DOC ayam sentul. Ia menjelaskan, saat ini produk yang dijual utamanya DOC ayam kampung biasa dan sebagian DOC ayam sentul. Terdapat 2 macam DOC ayam sentul yang dipasarkan, yaitu kombinasi warna abu – abu dan merah; serta kombinasi warna abu – abu dan putih.

Berburu Calon Induk
Jauh sebelum pembibitan yang dikelola Sigit berdiri, “Jimmy Farm” yang berlokasi di Cipanas Puncak, Bogor sudah dikenal luas peternak ayam kampung sebagai pemasok DOC. Dan diakui sebagai pionir produsen DOC ayam kampung berskala besar.
Menurut keterangan Benny Arifin, pemilik Jimmy Farm pihaknya mulai terjun di ayam kampung sejak 1998. Sebelumnya ia adalah pembibit DOC broiler yang gulung tikar karena dihantam badai krismon kala itu. Infrastruktur yang ada kemudian dikembangkan untuk memproduksi DOC ayam kampung.
Tetapi tak hanya jadi pemain di pembibitan, “Jimmy Farm” juga mengembangkan pembesaran. Disebut Yohan Kurniawan ManajerJimmy Farm, populasi indukan terkini adalah 14 ribu. “Total seluruh populasi 36 ribu termasuk pejantan, DOC dan pembesaran,” ujarnya. Dan produksi DOC di kisaran 18 ribu – 20 ribu ekor per pekan.
Menurut Benny, breeding ayam kampung tidak bisa satu jenis, mau tidak mau harus kawin silang agar tidak inbreeding. “Sumber ayam kampung bisa dari daerah Jawa, Sumatera atau Kalimantan,” sebutnya. Ia mensyaratkan pengusaha breeding harus tahu jenis dan kualitas ayam kampung calon bibitnya. Ia pun berburu ke daerah asal dan langsung ke peternak lokal. Benny tak mempersoalkan kemurnian ayam yang dicarinya. “Yang penting ayam kampung,” ucapnya. Kualitas ia mampu menilai dengan melihat fisiknya. Misalnya, bentuk dada V tidak U seperti broiler dan warna khas ayam kampung. Berbagai strain dari ayam kampung itu lah yang kemudian ia kawinkan silang.
Benny pun mengakui selain persoalan sulitnya mendapatkan bibit, usaha breeding skala besar menurut dia banyak tantangannya. Risiko tinggi, tidak bisa menyepelekan kualitas karena pertaruhannya terlalu besar, dan pasti perputaran bisnisnya (return of investment/ROI) tak secepat di segmen pembesaran.
Selengkapnya baca di majalah Trobos edisi Juni 2012
Sumber:www.trobos.com

Gratis Kartu Debit (ATM) Mastercard dari Amerika

Translate

REKOMENDASI BUKU

Followers

Total Tayangan Halaman

 

Copyright © 2009 by Info Agrobisnis Anda